Rumah Peristirahatan Hitler di LA Siap Dirubuhkan
Sekelompok simpatisan Hitler merancangnya dengan harapan Sang Fuhrer bisa menghabiskan masa liburannya selepas Perang Dunia II.
Jauh di atas bukit bergengsi Los Angeles, Amerika Serikat, terdapat bangunan tua tak berpenghuni yang penuh dengan coretan grafiti. Dibangun di tahun 1930-an, bangunan ini siap diratakan untuk dijadikan area piknik bagi para pelancong.
Siapa yang menyangka jika bangunan yang terlihat angker itu sengaja dibangun untuk mantan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Sekelompok simpatisan Hitler merancangnya dengan harapan Sang Fuhrer bisa menghabiskan masa liburannya selepas Perang Dunia II.
Bangunan ini dirancang mewah lengkap dengan tangki yang bisa menampung 375.000 galon air, lemari raksasa penyimpan daging, dan 22 kamar tidur. Ini belum termasuk bunker yang berguna melindungi Hitler dari serangan bom. Malah dalam rencana awal akan ditambahkan lima perpustakaan, kolam renang, beberapa ruang makan, dan ruangan olahraga.
Silver Shirts, itulah nama grup pendiri bangunan ini. Nama Silver Shirts diambil dari organisasi akar rumput Hitler, Brown Shirts. Organisasi ini bisa berdiri setelah paham fasisme berkembang pesat di masa Depresi Besar yang menimpa AS di tahun 1930-an.
Tanah dari bangunan ini awalnya dimiliki oleh pewaris kaya wanita bernama Jessie Murphy. Wanita ini kemudian menjalin hubungan dengan pria Jerman bernama Herr Schmidt, yang tanpa sepengetahuannya adalah agen Hitler di AS. Murphy berhasil dibujuk oleh Schmidt untuk mengubah lahan miliknya menjadi markas untuk Hitler.
"(Bangunan) ini tadinya jadi tempat awal para penganut fasisme di Amerika, di mana Hitler (direncanakan) akan mengacaukan AS," kata ahli sejarah Randy Young seperti dilansir dari The Sunday Express, Senin (19/3).
"Para tetangga sempat ketakutan dengan bangunan ini dan beberapa hal aneh yang terjadi. Hingga pecah perang, mereka mengira yang tinggal di sini hanyalah orang-orangnyentrik."
Bangunan ini akhirnya batal digunakan oleh sang Fuhrer setelah AS melibatkan diri pada Perang Dunia II. Tepatnya sehari sesudah Jepang menyerang markas Angkatan Laut AS di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Saat itu, polisi setempat menggerebek bangunan tersebut dan menangkap kurang lebih 50 simpatisan Hitler. Kini bangunan itu diam berdiri tanpa ada perawatan. Hanya ahli sejarah atau para pencari ketegangan semata yang bersedia mengunjunginya.
(The Sunday Express/Zika Zakiya)
(The Sunday Express/Zika Zakiya)
Sumber : National Geographic Indonesia
No comments:
Post a Comment